Home » Kebijakan Pemerintah Daerah » Kebijakan Rotasi Eselon II Pemprov Jambi Suatu Tinjauan

Kebijakan Rotasi Eselon II Pemprov Jambi Suatu Tinjauan

noval kontributor 29 May 2025 14

Kebijakan Pemprov Jambi terkait rotasi eselon II tengah menjadi sorotan publik. Rotasi ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan efektivitas aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemprov Jambi. Dengan pemahaman yang komprehensif tentang kebijakan ini, diharapkan dapat memaksimalkan manfaat dan meminimalisir potensi dampak negatif bagi kinerja ASN dan efektivitas pelayanan publik.

Kebijakan ini menjabarkan secara rinci landasan hukum, sasaran dan kriteria rotasi, prosedur dan mekanisme, dampak dan manfaat, perbandingan dengan kebijakan lain, isu dan tantangan, serta ilustrasi penerapannya. Informasi yang komprehensif ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang utuh bagi seluruh pihak terkait.

Landasan Hukum

Kebijakan rotasi eselon II Pemprov Jambi didasarkan pada sejumlah aturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini bertujuan untuk memastikan legalitas dan kepastian hukum dalam pelaksanaan kebijakan tersebut.

Identifikasi Landasan Hukum

Kebijakan rotasi eselon II Pemprov Jambi diatur oleh beberapa peraturan perundang-undangan. Landasan hukum ini menjadi acuan dalam pelaksanaan rotasi dan memastikan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku.

  • Undang-Undang Nomor … Tahun … tentang … (Pasal …): Mengatur prinsip-prinsip umum tentang aparatur sipil negara (ASN), termasuk mekanisme rotasi dan mutasi. Pasal ini memberikan dasar hukum bagi Pemprov Jambi untuk melakukan rotasi eselon II. Penjelasan lebih lanjut tentang cakupan pasal ini dibutuhkan untuk pemahaman yang lebih komprehensif.
  • Peraturan Pemerintah Nomor … Tahun … tentang … (Pasal …): Merinci ketentuan lebih lanjut mengenai rotasi dan mutasi pejabat di lingkungan pemerintahan. Pasal ini memuat kriteria dan tata cara rotasi yang harus dipenuhi Pemprov Jambi. Informasi tentang kriteria dan tata cara rotasi yang spesifik dibutuhkan untuk detail yang lebih komprehensif.
  • Peraturan Gubernur Jambi Nomor … Tahun … tentang … (Pasal …): Merupakan peraturan yang mengatur pelaksanaan rotasi eselon II di lingkungan Pemprov Jambi. Peraturan ini akan berisi detail operasional kebijakan rotasi. Detail operasional kebijakan rotasi, seperti prosedur, mekanisme, dan penentuan pejabat yang akan dirotasi, perlu diuraikan lebih lanjut.
  • Peraturan lainnya yang relevan: Beberapa peraturan lainnya, seperti tentang manajemen ASN, kode etik, dan pengelolaan keuangan negara, juga dapat menjadi dasar hukum pelaksanaaan rotasi eselon II. Kebijakan rotasi perlu memastikan kesesuaian dengan peraturan tersebut.

Daftar Acuan Hukum, Kebijakan pemprov jambi terkait rotasi eselon ii

Berikut adalah daftar acuan hukum yang relevan dengan kebijakan rotasi eselon II Pemprov Jambi:

  • Undang-Undang Nomor … Tahun … tentang …
  • Peraturan Pemerintah Nomor … Tahun … tentang …
  • Peraturan Gubernur Jambi Nomor … Tahun … tentang …
  • Peraturan lainnya yang relevan

Prosedur dan Mekanisme Rotasi Eselon II

Prosedur rotasi eselon II di Provinsi Jambi dirancang untuk memastikan penyegaran kepemimpinan dan pendistribusian pengalaman di berbagai unit kerja. Sistem ini diharapkan mampu meningkatkan kinerja birokrasi dan mendorong pengembangan karier pegawai.

Langkah-Langkah Pelaksanaan

Proses rotasi eselon II di Provinsi Jambi meliputi beberapa tahapan, dimulai dari pengajuan hingga penugasan. Berikut alur prosesnya:

  1. Pengajuan Rotasi: Pegawai eselon II yang ingin mengajukan rotasi mengisi formulir permohonan dan menyerahkannya kepada pejabat terkait, disertai alasan yang jelas dan mendukung.
  2. Penilaian dan Persetujuan: Tim penilai akan mengkaji permohonan rotasi, mempertimbangkan kebutuhan organisasi, kinerja pegawai, dan keahlian yang dibutuhkan pada jabatan yang dituju. Setelah penilaian, pejabat yang berwenang akan memberikan persetujuan atau penolakan, disertai alasannya.
  3. Koordinasi dan Validasi: Jika persetujuan diberikan, akan dilakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan kesiapan penugasan di unit kerja yang dituju. Proses ini juga melibatkan validasi dari berbagai pihak terkait untuk memastikan kelancaran penugasan.
  4. Pengusulan dan Penugasan: Usulan rotasi yang telah disetujui akan disampaikan ke instansi terkait. Proses penugasan dilakukan berdasarkan persetujuan dan kesepakatan dari berbagai pihak, serta mempertimbangkan aspek kompetensi dan kebutuhan organisasi. Penugasan akan dituangkan dalam surat keputusan resmi.
  5. Pelantikan dan Pelaporan: Pegawai yang telah ditugaskan akan dilantik dalam jabatan barunya. Selanjutnya, akan dilakukan pelaporan dan pemantauan kinerja pegawai di jabatan barunya untuk memastikan penyesuaian dan keberhasilan adaptasi.

Pertimbangan dalam Rotasi

Beberapa faktor dipertimbangkan dalam proses rotasi, meliputi kebutuhan organisasi, kinerja pegawai, dan potensi pengembangan karier. Faktor-faktor ini dikaji secara menyeluruh untuk memastikan penempatan pegawai yang tepat dan mendukung pencapaian tujuan organisasi.

  • Kebutuhan organisasi merupakan prioritas utama, untuk memastikan kesinambungan tugas dan fungsi di setiap unit kerja.
  • Kinerja pegawai merupakan indikator penting, yang dipertimbangkan untuk memaksimalkan penempatan pegawai sesuai dengan keahlian dan kemampuannya.
  • Potensi pengembangan karier menjadi pertimbangan penting, untuk mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia di lingkungan pemerintahan.

Dokumentasi dan Pencatatan

Dokumentasi yang lengkap dan akurat akan menjadi acuan dalam proses rotasi. Setiap tahapan proses, mulai dari pengajuan hingga penugasan, akan dicatat secara rinci dan terdokumentasi dengan baik untuk memudahkan pelacakan dan evaluasi.

  • Formulir permohonan rotasi akan menjadi dokumen penting dalam proses rotasi.
  • Surat keputusan penugasan akan menjadi bukti resmi penempatan pegawai di jabatan baru.
  • Catatan dan laporan kinerja pegawai akan dipantau secara berkala.

Dampak dan Manfaat

Kebijakan pemprov jambi terkait rotasi eselon ii

Kebijakan rotasi eselon II di Provinsi Jambi diharapkan membawa dampak positif bagi peningkatan kinerja aparatur sipil negara (ASN). Rotasi ini bertujuan untuk menghindari stagnasi dan mendorong inovasi dalam penyelenggaraan pemerintahan. Namun, potensi dampak negatif juga perlu dipertimbangkan, seperti ketidakpastian dan adaptasi terhadap lingkungan kerja baru.

Potensi Dampak Positif

Rotasi eselon II berpotensi meningkatkan kinerja ASN melalui penyegaran dan pemaparan pada tugas-tugas baru. Para pejabat yang berganti posisi dapat memperoleh pengalaman dan keahlian yang lebih beragam. Hal ini dapat meningkatkan daya adaptasi dan kemampuan berkolaborasi dalam tim kerja yang baru. Selain itu, rotasi juga dapat mendorong inovasi dan kreativitas dalam penyelesaian tugas, karena pejabat akan terpapar dengan pendekatan dan perspektif yang berbeda.

Aliran ide dan solusi baru yang dibawa oleh pejabat yang baru juga dapat memperkaya sistem kerja.

Potensi Dampak Negatif

Meskipun berpotensi positif, kebijakan rotasi juga berpotensi menimbulkan dampak negatif. Proses adaptasi terhadap lingkungan kerja baru dapat memakan waktu dan energi, yang berdampak pada produktivitas sementara. Pejabat yang baru menempati posisi juga mungkin perlu waktu untuk memahami kebijakan dan prosedur yang berlaku di instansi baru. Ketidakpastian peran dan tanggung jawab juga dapat menyebabkan kekhawatiran dan stres. Terganggunya sinergi tim kerja dan koordinasi antar departemen juga menjadi pertimbangan yang perlu diperhatikan.

Potensi ini perlu diantisipasi melalui program transisi dan pelatihan yang memadai.

Dampak Terhadap Kinerja ASN

Rotasi dapat berdampak positif pada kinerja ASN jika dilakukan dengan perencanaan yang matang dan dukungan yang memadai. Contohnya, jika pejabat yang berganti posisi memiliki kemampuan dan keahlian yang sejalan dengan kebutuhan instansi baru, maka dampak positif dapat dirasakan secara signifikan. Namun, jika rotasi tidak didukung dengan program transisi dan pelatihan yang memadai, maka kinerja ASN dapat menurun sementara.

Misalnya, pejabat yang kurang familiar dengan kebijakan dan prosedur di instansi baru akan membutuhkan waktu lebih lama untuk beradaptasi dan menghasilkan output yang optimal. Kinerja yang menurun ini dapat diantisipasi dengan pendampingan dan pelatihan khusus.

Dampak Terhadap Motivasi ASN

Rotasi juga berdampak pada motivasi ASN. Pejabat yang merasa tertantang oleh tugas-tugas baru dan memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri akan memiliki motivasi yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika rotasi dianggap sebagai bentuk hukuman atau pemindahan tanpa pertimbangan yang jelas, maka hal ini dapat menurunkan motivasi ASN. Pejabat mungkin merasa kurang dihargai dan kehilangan loyalitas terhadap instansi. Oleh karena itu, penting untuk mengkomunikasikan alasan dan manfaat rotasi secara transparan kepada ASN.

Ringkasan Dampak

Aspek Dampak Positif Dampak Negatif
Kinerja Peningkatan kemampuan, inovasi, adaptasi Penurunan produktivitas sementara, adaptasi yang lama
Motivasi Tantangan baru, pengembangan diri Merasa tidak dihargai, loyalitas menurun
Organisasi Penyegaran, pengayaan perspektif Gangguan sinergi tim, koordinasi terhambat

Perbandingan dengan Kebijakan Lain: Kebijakan Pemprov Jambi Terkait Rotasi Eselon Ii

Kebijakan pemprov jambi terkait rotasi eselon ii

Kebijakan rotasi eselon II Pemprov Jambi perlu dikaji dalam konteks kebijakan serupa di daerah lain. Perbandingan ini akan membantu mengidentifikasi persamaan dan perbedaan dalam implementasi, serta dampak yang mungkin ditimbulkan. Memahami praktik di daerah lain akan memperkaya pemahaman dan memungkinkan Pemprov Jambi untuk mengoptimalkan kebijakannya.

Persamaan dan Perbedaan Implementasi

Terdapat beberapa kesamaan dan perbedaan dalam implementasi kebijakan rotasi eselon II di beberapa daerah. Kesamaan umumnya terletak pada tujuan untuk meningkatkan kinerja aparatur dan mencegah kolusi. Perbedaan muncul dalam hal mekanisme seleksi, periode rotasi, dan kriteria yang digunakan.

  • Persamaan: Beberapa daerah menerapkan kebijakan rotasi dengan tujuan meningkatkan kinerja dan mencegah nepotisme. Hal ini sejalan dengan semangat good governance dan pemberantasan korupsi.
  • Perbedaan: Periode rotasi dan mekanisme seleksi bisa berbeda. Beberapa daerah menerapkan rotasi dengan jangka waktu yang lebih pendek, sementara daerah lain lebih fleksibel. Kriteria yang digunakan untuk penempatan pejabat juga dapat bervariasi.

Dampak Kebijakan di Daerah Lain

Dampak kebijakan rotasi eselon II di daerah lain bervariasi, bergantung pada implementasi dan konteks masing-masing daerah. Beberapa daerah melaporkan peningkatan kinerja aparatur dan transparansi, sementara yang lain mungkin menghadapi kendala dalam proses implementasi.

  • Peningkatan Kinerja: Beberapa daerah yang menerapkan kebijakan rotasi secara konsisten menunjukkan peningkatan kinerja aparatur, khususnya dalam hal pelayanan publik dan inovasi.
  • Tantangan Implementasi: Di beberapa daerah, terdapat tantangan dalam memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam proses rotasi. Hal ini bisa terkait dengan keterbatasan sumber daya manusia atau kebijakan yang kurang spesifik.

Perbandingan dalam Tabel

Aspek Kebijakan Pemprov Jambi Kebijakan Daerah X Kebijakan Daerah Y
Tujuan Meningkatkan kinerja, mencegah kolusi, dan memperkuat good governance Meningkatkan kinerja, mencegah nepotisme, dan mempercepat pelayanan publik Meningkatkan efektivitas dan efisiensi birokrasi
Periode Rotasi (Isi dengan detail kebijakan Pemprov Jambi) (Isi dengan detail kebijakan Daerah X) (Isi dengan detail kebijakan Daerah Y)
Kriteria Seleksi (Isi dengan detail kebijakan Pemprov Jambi) (Isi dengan detail kebijakan Daerah X) (Isi dengan detail kebijakan Daerah Y)
Dampak (Isi dengan prediksi dampak kebijakan Pemprov Jambi) (Isi dengan hasil kajian dampak kebijakan Daerah X) (Isi dengan hasil kajian dampak kebijakan Daerah Y)

Catatan: Tabel di atas merupakan contoh perbandingan. Data spesifik untuk kebijakan di daerah lain harus didapatkan dari sumber yang terpercaya.

Isu dan Tantangan

Implementasi kebijakan rotasi eselon II di Provinsi Jambi dapat menghadapi berbagai isu dan tantangan. Pemahaman mendalam terhadap potensi permasalahan ini penting untuk merancang strategi mitigasi yang efektif.

Potensi Konflik Antar Pejabat

Perubahan struktur organisasi akibat rotasi dapat menimbulkan ketidakpastian dan konflik antar pejabat. Beberapa pejabat mungkin merasa terganggu dengan pergeseran posisi atau tugas yang baru, sementara pejabat lain mungkin merasa dirugikan atau diuntungkan secara tidak adil. Persepsi ketidakadilan dalam proses rotasi dapat memicu gesekan dan bahkan mengganggu produktivitas kerja. Hal ini perlu diantisipasi dengan komunikasi yang transparan dan adil serta membangun budaya kerja yang kolaboratif.

Hambatan dalam Adaptasi Pejabat

Pejabat yang dipindahkan mungkin mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan kerja baru. Mereka mungkin belum familiar dengan struktur organisasi, kebijakan, dan rekan kerja di instansi baru. Kondisi ini berpotensi menghambat kinerja dan efektivitas kerja pejabat tersebut. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan program pelatihan dan pendampingan untuk membantu pejabat beradaptasi dengan lebih baik.

Kekhawatiran Terhadap Kinerja Instansi

Rotasi eselon II dapat memunculkan kekhawatiran di masyarakat mengenai kinerja instansi. Masyarakat mungkin menduga akan terjadi penurunan kualitas pelayanan atau kinerja karena perubahan dalam struktur kepemimpinan. Oleh karena itu, perlu dikomunikasikan secara efektif kepada masyarakat tentang tujuan dan manfaat kebijakan ini, serta memastikan bahwa proses transisi berjalan lancar dan tetap menjaga kualitas layanan publik.

Kendala dalam Pencarian Pengganti yang Kompeten

Proses penentuan pejabat pengganti yang kompeten dan tepat di posisi yang ditinggalkan memerlukan waktu dan pertimbangan yang matang. Terkadang, menemukan pejabat yang memenuhi persyaratan dan memiliki keahlian yang dibutuhkan di posisi tertentu dapat menjadi tantangan. Solusi yang dapat dipertimbangkan antara lain adalah penyediaan program pelatihan dan pengembangan SDM untuk mempersiapkan pejabat yang siap mengisi posisi tersebut.

Provinsi Jambi tengah menggodok kebijakan terkait rotasi pejabat eselon II. Hal ini sejalan dengan upaya pembenahan birokrasi dan peningkatan kinerja pemerintahan. Namun, di tengah perbincangan rotasi pejabat, perlu pula dikaji perbandingan hukuman bagi pelaku kejahatan jalanan, seperti begal, di Jambi dengan daerah lain. Perbandingan hukuman begal di Jambi dengan daerah lain menjadi penting untuk memastikan efektivitas penegakan hukum dan pencegahan kriminalitas.

Terlepas dari hal itu, kebijakan rotasi eselon II tetap menjadi fokus utama dalam meningkatkan pelayanan publik di Jambi.

Kurangnya Dukungan dan Koordinasi Antar Instansi

Implementasi kebijakan ini membutuhkan dukungan dan koordinasi yang baik antar instansi. Jika terjadi kendala dalam koordinasi, hal ini dapat menghambat proses rotasi. Penting untuk membangun komunikasi dan kerja sama yang efektif antar instansi terkait agar proses rotasi berjalan lancar dan terarah.

Masalah Logistik dan Administrasi

Proses administrasi rotasi, termasuk pengurusan surat-surat dan perizinan, dapat menjadi kendala. Penanganan masalah logistik dan administrasi yang efisien dapat memperlancar proses rotasi. Penting untuk mengoptimalkan sistem administrasi dan menyediakan sumber daya yang memadai untuk memastikan kelancaran proses rotasi.

Ilustrasi Kebijakan

Kebijakan pemprov jambi terkait rotasi eselon ii

Kebijakan rotasi eselon II Pemprov Jambi bertujuan untuk meningkatkan dinamika kerja dan penyegaran kepemimpinan di lingkungan pemerintahan. Penerapannya diharapkan mampu menciptakan suasana kerja yang lebih produktif dan mendorong pengembangan karier pegawai secara merata. Ilustrasi berikut menggambarkan penerapan kebijakan tersebut di lapangan.

Situasi Sebelum Penerapan Kebijakan

Sebelum kebijakan rotasi diterapkan, beberapa pejabat eselon II di beberapa instansi Pemprov Jambi cenderung stagnan di jabatannya dalam waktu lama. Hal ini berpotensi menimbulkan kejenuhan dan kurangnya inovasi dalam menjalankan tugas. Kinerja beberapa unit kerja terkesan kurang bergairah, dan terkadang terjadi kemacetan dalam proses pengambilan keputusan.

Situasi Setelah Penerapan Kebijakan

Setelah kebijakan rotasi eselon II diimplementasikan, terjadi pergantian pejabat di beberapa instansi. Pejabat yang baru datang membawa semangat dan perspektif baru, yang mampu menghidupkan kembali dinamika kerja. Pengalaman dan pengetahuan yang berbeda dari pejabat sebelumnya memberikan masukan dan solusi baru dalam menyelesaikan permasalahan di masing-masing unit kerja. Proses pengambilan keputusan pun menjadi lebih cepat dan efektif.

Ilustrasi Proses Rotasi

Berikut ilustrasi sederhana mengenai proses rotasi eselon II:

  1. Penilaian Kinerja: Pejabat eselon II dinilai kinerjanya berdasarkan berbagai aspek, seperti produktivitas, inovasi, dan kemampuan memimpin.
  2. Perencanaan Rotasi: Berdasarkan penilaian kinerja, pejabat yang akan dirotasi diidentifikasi dan perencanaan rotasi disusun dengan mempertimbangkan kebutuhan unit kerja dan kompetensi pejabat.
  3. Pengumuman dan Penugasan: Keputusan rotasi diumumkan secara resmi dan pejabat yang bersangkutan ditugaskan ke unit kerja baru.
  4. Pelatihan dan Adaptasi: Pejabat yang baru ditugaskan diberikan pelatihan dan bimbingan untuk menyesuaikan diri dengan tugas dan tanggung jawab di unit kerja barunya.
  5. Evaluasi Kinerja: Kinerja pejabat di unit kerja baru dievaluasi secara berkala untuk memastikan penyesuaian dan efektivitas rotasi.

Pemungkas

Kebijakan rotasi eselon II Pemprov Jambi, meski dihadapkan pada sejumlah tantangan, memiliki potensi besar untuk meningkatkan kinerja dan motivasi ASN. Dengan implementasi yang terencana dan evaluasi berkala, kebijakan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan kualitas pelayanan publik di Provinsi Jambi.

Comments are not available at the moment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*

*

*

Maybe you will like
Bantuan Sosial Tahap 2 Cair Lewat Kantor Pos 3 Juli 2025

noval kontributor

06 Jul 2025

Bantuan Sosial Tahap 2 cair lewat kantor pos tanggal 3 Juli 2025. Penting bagi penerima untuk memahami detail penyaluran dan antisipasi potensi kendala agar proses berjalan lancar. Informasi lengkap mengenai mekanisme, jadwal, dan kriteria penerima bantuan akan dibahas secara komprehensif dalam artikel ini. Program bantuan sosial tahap 2 dirancang untuk membantu masyarakat yang terdampak kesulitan …

Lokasi Pemakaman Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh Tempat Peristirahatan dan Kenangan

noval kontributor

05 Jul 2025

Lokasi pemakaman Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh menyimpan kenangan mendalam bagi dunia hukum Indonesia. Sebagai tokoh berpengaruh, perjalanan kariernya dan kontribusinya dalam perkembangan hukum nasional patut dikenang. Artikel ini akan mengupas tuntas lokasi pemakaman, sejarahnya, dan makna di baliknya. Informasi detail mengenai lokasi pemakaman, lingkungan sekitarnya, serta peta lokasi akan disajikan secara lengkap. Sejarah dan …

Cek Hasil Ujian Masuk PTN 2025 Cara Mudah di Website Resmi

heri kontributor

04 Jul 2025

Cek hasil ujian masuk perguruan tinggi negeri 2025 melalui website resmi menjadi langkah krusial bagi calon mahasiswa. Informasi penting tentang jadwal rilis hasil, mekanisme akses, dan langkah-langkah yang perlu diperhatikan akan dibahas secara lengkap di sini. Dengan panduan ini, calon mahasiswa dapat dengan mudah dan cepat mengakses hasil ujian dan memahami langkah-langkah selanjutnya. Artikel ini …

Lokasi SPBU Pertamax CS Termurah di Sekitar Anda

admin

03 Jul 2025

Lokasi SPBU dengan harga pertamax cs termurah di sekitar saya – Mencari lokasi SPBU dengan harga Pertamax CS termurah di sekitar Anda? Kini, Anda tak perlu lagi repot membandingkan harga di berbagai SPBU. Aplikasi ini akan membantu Anda menemukan SPBU dengan harga Pertamax CS termurah dan terdekat, berdasarkan lokasi Anda saat ini. Dengan metode penentuan …

Informasi Tanggal 1 Juli 2025 Jatuh Pada Hari Apa

noval kontributor

02 Jul 2025

Informasi tanggal 1 Juli 2025 jatuh pada hari apa? Mengetahui hari dalam minggu untuk tanggal tertentu bisa sangat berguna, terutama dalam perencanaan kegiatan. Artikel ini akan mengupas tuntas tanggal 1 Juli 2025, termasuk hari dalam minggu, posisinya dalam kalender tahunan, dan kaitannya dengan peristiwa-peristiwa potensial di masa mendatang. Mari kita telusuri bersama! Dari perhitungan sistem …

Hubungan Nadiem Makarim dengan Pihak Terkait Jejak Karir dan Kontroversi

noval kontributor

01 Jul 2025

Hubungan nadiem makarim dengan pihak yang terlibat – Hubungan Nadiem Makarim dengan pihak-pihak yang terlibat dalam perjalanan kariernya sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) menyimpan berbagai dinamika, mulai dari kolaborasi hingga kontroversi. Peran Nadiem dalam dunia pendidikan nasional dan interaksi dengan berbagai pihak terkait, termasuk kementerian, lembaga swasta, dan pelaku industri, menjadi pusat …