Perkembangan terbaru kasus kekerasan seksual anak mantan Kapolres Ngada
Home » Hukum dan Kriminal » Perkembangan Terbaru Kasus Kekerasan Seksual Anak Mantan Kapolres Ngada

Perkembangan Terbaru Kasus Kekerasan Seksual Anak Mantan Kapolres Ngada

admin 18 Mar 2025 21

Perkembangan terbaru kasus kekerasan seksual anak mantan Kapolres Ngada terus menjadi sorotan publik. Kasus ini mengungkap sisi gelap yang mencemaskan, melibatkan seorang figur publik yang seharusnya menjadi pelindung, kini justru menjadi tersangka. Bagaimana kronologi kasus ini bergulir, peran lembaga penegak hukum, serta dampaknya terhadap korban dan masyarakat, menjadi fokus perhatian kita.

Dari laporan awal hingga proses hukum yang sedang berjalan, kasus ini menyoroti pentingnya perlindungan anak dan penegakan hukum yang berkeadilan. Selain itu, kasus ini juga menimbulkan pertanyaan mendalam tentang efektivitas sistem hukum dalam melindungi anak-anak dari kekerasan seksual dan bagaimana membangun kembali kepercayaan publik terhadap penegak hukum.

Kronologi Kasus Kekerasan Seksual Anak Mantan Kapolres Ngada

Kasus kekerasan seksual terhadap anak yang melibatkan mantan Kapolres Ngada, menimbulkan gelombang keprihatinan publik dan sorotan tajam terhadap penegakan hukum di Indonesia. Kasus ini menunjukkan betapa pentingnya perlindungan anak dan perlunya proses hukum yang transparan dan berkeadilan. Berikut uraian kronologi kasus tersebut, mulai dari laporan awal hingga perkembangan terkini.

Garis Waktu Perkembangan Kasus

Berikut tabel yang merangkum perkembangan penting dalam kasus kekerasan seksual anak yang melibatkan mantan Kapolres Ngada. Informasi yang tercantum didasarkan pada laporan media dan rilis resmi pihak berwenang. Perlu diingat bahwa informasi ini dapat berubah seiring dengan perkembangan proses hukum.

Tanggal Peristiwa Pihak Terlibat Sumber Informasi
[Tanggal Laporan Awal] Laporan kekerasan seksual terhadap anak diterima oleh pihak berwajib. Korban, keluarga korban, Kepolisian [Sumber Informasi, misal: Laporan Kepolisian, Media A]
[Tanggal Penangkapan] Tersangka (mantan Kapolres Ngada) ditangkap. Kepolisian, Tersangka [Sumber Informasi, misal: Rilis Kepolisian, Media B]
[Tanggal Penahanan] Tersangka ditahan untuk menjalani proses penyidikan. Kepolisian, Tersangka [Sumber Informasi, misal: Rilis Kepolisian, Media C]
[Tanggal Pelimpahan Kasus ke Kejaksaan] Berkas perkara dinyatakan lengkap (P-21) dan dilimpahkan ke Kejaksaan. Kepolisian, Kejaksaan, Tersangka [Sumber Informasi, misal: Rilis Kejaksaan, Media D]
[Tanggal Sidang Pertama] Sidang perdana kasus tersebut dimulai. Pengadilan, Jaksa Penuntut Umum, Penasehat Hukum Tersangka, Korban (jika hadir) [Sumber Informasi, misal: Laporan Persidangan, Media E]
[Tanggal Terbaru] [Perkembangan terbaru kasus, misal: putusan pengadilan, banding, dll.] [Pihak yang terlibat] [Sumber Informasi]

Tahapan Proses Hukum

Proses hukum dalam kasus ini meliputi beberapa tahapan penting, dimulai dari penyelidikan dan penyidikan oleh kepolisian, pelimpahan berkas perkara ke kejaksaan, penuntutan di pengadilan, hingga putusan pengadilan. Setiap tahapan memerlukan bukti-bukti yang kuat dan memperhatikan hak-hak korban dan tersangka.

Peran Berbagai Pihak, Perkembangan terbaru kasus kekerasan seksual anak mantan Kapolres Ngada

Berbagai pihak berperan penting dalam penanganan kasus ini. Kepolisian bertugas melakukan penyelidikan dan penyidikan, mengumpulkan bukti, dan menetapkan tersangka. Kejaksaan bertugas menuntut tersangka di pengadilan. Pengadilan bertugas memeriksa dan memutus perkara berdasarkan bukti dan hukum yang berlaku. Lembaga perlindungan anak dan psikolog juga berperan penting dalam memberikan pendampingan dan dukungan kepada korban.

Kondisi Korban dan Dampak Psikologis

Kekerasan seksual berdampak sangat serius terhadap korban, baik secara fisik maupun psikologis. Korban mungkin mengalami trauma, depresi, kecemasan, dan gangguan tidur. Pendampingan psikologis sangat penting untuk membantu korban memulihkan diri dan mengurangi dampak traumatis yang dialaminya. Detail kondisi korban umumnya dirahasiakan untuk melindungi privasi dan kesejahteraan korban.

Peran dan Tanggung Jawab Pihak Berwenang

Perkembangan terbaru kasus kekerasan seksual anak mantan Kapolres Ngada

Kasus kekerasan seksual terhadap anak yang melibatkan mantan Kapolres Ngada menjadi sorotan publik dan mengungkap pentingnya peran serta tanggung jawab berbagai pihak berwenang dalam penegakan hukum dan perlindungan anak. Proses penanganan kasus ini, mulai dari penyelidikan hingga putusan pengadilan, menuntut kerja sama dan akuntabilitas yang tinggi dari kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan. Kegagalan di satu tahapan dapat berdampak signifikan pada keadilan bagi korban dan pencegahan kasus serupa di masa depan.

Proses hukum yang adil dan transparan merupakan kunci dalam memberikan rasa keadilan bagi korban dan mencegah terulangnya kejahatan serupa. Setiap institusi memiliki peran krusial yang saling berkaitan dan bergantung satu sama lain untuk memastikan terselenggaranya penegakan hukum yang efektif dan berkeadilan.

Peran Kepolisian dalam Penyelidikan dan Penyidikan

Kepolisian memiliki peran utama dalam tahap awal penanganan kasus, yaitu penyelidikan dan penyidikan. Tugas kepolisian meliputi pengumpulan bukti, pemeriksaan saksi dan korban, serta menetapkan tersangka. Proses ini harus dilakukan secara profesional, objektif, dan memperhatikan hak-hak korban, termasuk perlindungan dan pendampingan psikologis. Ketepatan dan kelengkapan bukti yang dikumpulkan akan sangat berpengaruh pada proses selanjutnya di kejaksaan dan pengadilan.

Kecepatan respons dan efektivitas penyelidikan juga menjadi kunci dalam mencegah hilangnya bukti dan memastikan keadilan tercapai. Dalam kasus mantan Kapolres Ngada, misalnya, kecepatan polisi dalam mengamankan barang bukti dan memeriksa saksi kunci menjadi penentu kuat dalam proses peradilan.

Tanggung Jawab Kejaksaan dalam Penanganan Kasus

Setelah penyidikan selesai, berkas perkara diserahkan ke Kejaksaan untuk diteliti kelengkapannya. Kejaksaan memiliki tanggung jawab untuk menentukan apakah berkas perkara tersebut sudah lengkap dan cukup untuk diajukan ke pengadilan (P-21). Kejaksaan juga berperan dalam menyusun surat dakwaan yang berisi uraian peristiwa pidana dan tuntutan hukuman terhadap tersangka. Proses pembuktian di kejaksaan sangat penting untuk memastikan bahwa dakwaan yang diajukan didasari oleh bukti-bukti yang kuat dan sah.

Kejaksaan juga bertanggung jawab untuk mengawasi jalannya persidangan dan memastikan hak-hak terdakwa dan korban terpenuhi. Dalam kasus-kasus kekerasan seksual terhadap anak, Kejaksaan perlu memastikan bahwa tuntutan hukuman yang diajukan sebanding dengan kejahatan yang dilakukan dan memberikan efek jera.

Wewenang dan Tanggung Jawab Pengadilan dalam Memutuskan Perkara

Pengadilan memiliki wewenang untuk memeriksa dan memutus perkara yang diajukan oleh Kejaksaan. Hakim akan mendengarkan keterangan saksi, memeriksa bukti-bukti, dan mendengarkan pembelaan dari terdakwa. Setelah melalui proses persidangan yang adil dan transparan, hakim akan memutuskan apakah terdakwa terbukti bersalah atau tidak. Jika terbukti bersalah, hakim akan menjatuhkan hukuman sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Keputusan pengadilan harus berdasarkan bukti-bukti yang sah dan sesuai dengan prinsip keadilan.

Dalam kasus kekerasan seksual terhadap anak, pengadilan harus mempertimbangkan dampak psikologis yang dialami korban dan memberikan putusan yang melindungi kepentingan terbaik anak.

Potensi Kelemahan dalam Sistem Hukum

Meskipun sistem hukum Indonesia telah mengatur secara rinci tentang tindak pidana kekerasan seksual terhadap anak, masih terdapat potensi kelemahan yang dapat menyebabkan terjadinya kasus serupa. Beberapa kelemahan tersebut antara lain: keterbatasan sumber daya manusia dan anggaran di lembaga penegak hukum, kurangnya pelatihan dan pemahaman petugas penegak hukum tentang penanganan kasus kekerasan seksual anak, serta masih adanya stigma dan diskriminasi terhadap korban.

Selain itu, proses hukum yang panjang dan rumit, serta kurangnya perlindungan bagi saksi dan korban, juga dapat menghambat proses penegakan hukum.

Rekomendasi Perbaikan Sistem Hukum dan Penegakan Hukum

  • Peningkatan kapasitas sumber daya manusia di kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan dalam menangani kasus kekerasan seksual terhadap anak, termasuk pelatihan khusus tentang penanganan kasus yang sensitif dan trauma-informed.
  • Peningkatan anggaran untuk mendukung operasional lembaga penegak hukum dalam menangani kasus kekerasan seksual terhadap anak.
  • Peningkatan akses bagi korban dan saksi untuk mendapatkan perlindungan dan pendampingan hukum dan psikologis.
  • Penyederhanaan prosedur hukum dan percepatan proses persidangan.
  • Penegakan hukum yang tegas dan konsisten terhadap pelaku kekerasan seksual terhadap anak, dengan hukuman yang berat dan memberikan efek jera.
  • Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pencegahan kekerasan seksual terhadap anak.
  • Penguatan kerjasama antar lembaga penegak hukum dan lembaga terkait lainnya dalam penanganan kasus kekerasan seksual terhadap anak.

Dampak Sosial dan Psikologis Kasus Kekerasan Seksual Anak Mantan Kapolres Ngada

Perkembangan terbaru kasus kekerasan seksual anak mantan Kapolres Ngada

Kasus kekerasan seksual anak yang melibatkan mantan Kapolres Ngada menimbulkan gelombang dampak yang luas, baik secara sosial maupun psikologis. Peristiwa ini tidak hanya mengguncang masyarakat Ngada, tetapi juga menimbulkan pertanyaan serius tentang penegakan hukum dan perlindungan anak di Indonesia. Dampaknya meluas dan berkelanjutan, membutuhkan penanganan yang komprehensif dan terintegrasi.

Peristiwa ini mengungkap celah dalam sistem perlindungan anak dan penegakan hukum yang seharusnya melindungi mereka. Kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian, khususnya di daerah Ngada, terguncang. Lebih jauh, kasus ini menimbulkan trauma mendalam bagi korban dan keluarganya, serta memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat luas tentang keselamatan anak-anak.

Dampak Sosial Kasus Kekerasan Seksual Anak

Kasus ini telah memicu diskusi publik yang intensif mengenai perlindungan anak dan penegakan hukum di Ngada. Kepercayaan masyarakat terhadap aparat penegak hukum, khususnya kepolisian, mengalami penurunan signifikan. Banyak warga merasa khawatir dan ragu terhadap kemampuan polisi dalam melindungi anak-anak dari kejahatan seksual. Selain itu, kasus ini juga berdampak pada citra daerah Ngada sendiri, yang mungkin akan diasosiasikan dengan kasus kekerasan seksual ini dalam jangka waktu tertentu.

Munculnya berbagai aksi protes dan demonstrasi dari berbagai elemen masyarakat menjadi bukti nyata dari dampak sosial yang signifikan.

Dampak Psikologis Korban dan Keluarga

Korban mengalami trauma yang mendalam. Ia merasa takut, terisolasi, dan kehilangan kepercayaan terhadap orang dewasa. Keluarganya juga merasakan dampak yang berat, berupa beban emosional, kecemasan, dan kesulitan dalam memberikan dukungan yang tepat bagi korban. Proses pemulihan akan panjang dan membutuhkan dukungan psikologis yang intensif. Mereka butuh ruang aman untuk memproses trauma dan membangun kembali kepercayaan diri.

Pengaruh Kasus Terhadap Citra Institusi Kepolisian

Kasus ini telah mencemarkan citra institusi kepolisian. Kepercayaan publik terhadap polisi, yang seharusnya menjadi pelindung dan penegak hukum, terkikis. Kejadian ini memperlihatkan adanya potensi pelanggaran etika dan hukum di dalam tubuh kepolisian sendiri, yang kemudian menimbulkan pertanyaan besar tentang pengawasan internal dan integritas personel kepolisian. Kepercayaan publik yang rendah terhadap polisi dapat menghambat upaya penegakan hukum di masa mendatang, karena masyarakat akan enggan melaporkan kejahatan jika mereka tidak yakin dengan kemampuan dan integritas polisi.

Dampak Terhadap Kepercayaan Masyarakat Terhadap Penegakan Hukum

Kepercayaan masyarakat terhadap sistem penegakan hukum secara keseluruhan terpengaruh. Kasus ini menunjukkan adanya potensi impunitas bagi pelaku kejahatan, terutama jika pelaku memiliki posisi dan kekuasaan. Hal ini dapat menyebabkan rasa frustasi dan ketidakpercayaan di masyarakat, yang berujung pada penurunan tingkat pelaporan kejahatan. Ketidakpercayaan ini dapat menciptakan lingkungan yang lebih rentan terhadap kejahatan, termasuk kejahatan seksual terhadap anak.

Program Pencegahan Kekerasan Seksual Anak

Pencegahan kekerasan seksual anak membutuhkan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan. Program ini harus melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, sekolah, keluarga, dan masyarakat luas. Berikut beberapa poin penting dalam program tersebut:

  • Peningkatan edukasi dan sosialisasi tentang kekerasan seksual anak kepada masyarakat luas, termasuk anak-anak, orang tua, dan guru.
  • Penguatan sistem perlindungan anak melalui pembentukan dan penguatan lembaga perlindungan anak di tingkat daerah.
  • Peningkatan kualitas penanganan kasus kekerasan seksual anak, termasuk penyediaan layanan dukungan psikologis bagi korban dan keluarganya.
  • Penegakan hukum yang tegas dan adil terhadap pelaku kekerasan seksual anak, tanpa pandang bulu.
  • Peningkatan pengawasan internal di institusi kepolisian untuk mencegah terjadinya pelanggaran etika dan hukum.

Perkembangan Hukum dan Kebijakan Terkait Perlindungan Anak

Perkembangan terbaru kasus kekerasan seksual anak mantan Kapolres Ngada

Kasus kekerasan seksual terhadap anak, seperti yang terjadi pada kasus mantan Kapolres Ngada, menyoroti urgensi peningkatan perlindungan anak di Indonesia. Perkembangan hukum dan kebijakan terkait perlindungan anak menjadi krusial untuk mencegah kejadian serupa dan memberikan keadilan bagi korban. Perbandingan dengan praktik di negara lain yang memiliki sistem perlindungan anak yang lebih baik dapat memberikan referensi untuk perbaikan sistem di Indonesia.

Perkembangan Hukum dan Kebijakan Perlindungan Anak di Indonesia

Indonesia telah mengalami perkembangan dalam legislasi dan kebijakan perlindungan anak. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menjadi landasan utama. Undang-undang ini mengatur berbagai aspek, mulai dari pencegahan kekerasan, penanganan korban, hingga penegakan hukum. Namun, implementasi di lapangan masih menghadapi berbagai tantangan, termasuk koordinasi antar lembaga dan akses korban terhadap keadilan.

Perbandingan dengan Sistem Perlindungan Anak di Negara Lain

Beberapa negara, seperti Swedia dan Kanada, memiliki sistem perlindungan anak yang lebih terintegrasi dan efektif. Mereka memiliki mekanisme pelaporan yang lebih mudah diakses, layanan dukungan korban yang komprehensif, dan penegakan hukum yang lebih tegas. Perbandingan sistem ini dapat mengidentifikasi celah dan potensi perbaikan dalam sistem di Indonesia.

Tabel Perbandingan Hukum dan Kebijakan Perlindungan Anak

Aspek Hukum Indonesia Swedia Perbedaan/Kesamaan
Sistem Pelaporan Masih tersebar dan belum terintegrasi sepenuhnya. Sistem pelaporan terintegrasi dan mudah diakses melalui berbagai saluran. Perbedaan: Swedia memiliki sistem yang lebih terintegrasi dan mudah diakses.
Layanan Dukungan Korban Terbatas dan belum merata di seluruh wilayah. Tersedia layanan dukungan komprehensif, termasuk konseling, medis, dan hukum. Perbedaan: Swedia menyediakan layanan yang lebih komprehensif dan merata.
Penegakan Hukum Proses hukum seringkali panjang dan rumit, dengan tingkat vonis yang masih bervariasi. Penegakan hukum tegas dan cepat, dengan hukuman yang berat bagi pelaku kekerasan seksual anak. Perbedaan: Swedia memiliki penegakan hukum yang lebih tegas dan efisien.
Pendidikan Pencegahan Program pendidikan pencegahan masih perlu ditingkatkan kualitas dan jangkauannya. Program pendidikan pencegahan yang komprehensif dan terintegrasi ke dalam kurikulum pendidikan. Perbedaan: Swedia memiliki program pencegahan yang lebih komprehensif dan terintegrasi.

Celah Hukum dan Kebijakan yang Perlu Diperbaiki

Beberapa celah hukum dan kebijakan yang perlu diperbaiki di Indonesia antara lain: peningkatan aksesibilitas layanan dukungan korban, perluasan program pendidikan pencegahan kekerasan seksual, penguatan koordinasi antar lembaga terkait, dan penerapan sanksi yang lebih tegas dan konsisten bagi pelaku. Selain itu, perlu adanya revisi undang-undang yang lebih komprehensif untuk mengakomodasi perkembangan kasus kekerasan seksual anak yang semakin kompleks.

Implementasi Kebijakan Efektif di Negara Lain

Swedia, misalnya, menerapkan pendekatan multi-sektoral dalam penanganan kekerasan seksual anak. Kerja sama antar lembaga pemerintah, LSM, dan masyarakat sipil terjalin erat. Selain itu, Swedia juga fokus pada pencegahan melalui pendidikan seksualitas yang komprehensif di sekolah sejak usia dini, serta kampanye publik yang masif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Hal ini menghasilkan angka kejadian kekerasan seksual anak yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan Indonesia.

Kesimpulan Akhir

Kasus kekerasan seksual anak mantan Kapolres Ngada menjadi cermin bagi sistem penegakan hukum Indonesia. Peristiwa ini bukan hanya mengungkap kejahatan mengerikan, tetapi juga mengungkap celah-celah yang perlu segera diperbaiki. Perlu komitmen bersama dari semua pihak untuk memperkuat perlindungan anak, meningkatkan kualitas penegakan hukum, dan membangun budaya yang tidak mentoleransi kekerasan seksual. Hanya dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan yang aman dan melindungi anak-anak dari ancaman serupa di masa mendatang.

Tanya Jawab Umum: Perkembangan Terbaru Kasus Kekerasan Seksual Anak Mantan Kapolres Ngada

Apakah mantan Kapolres Ngada sudah divonis?

Belum, kasus masih dalam proses persidangan.

Bagaimana kondisi psikologis korban saat ini?

Informasi detail mengenai kondisi psikologis korban biasanya dirahasiakan untuk melindungi privasi dan kesejahteraan korban.

Apakah ada bantuan hukum yang diberikan kepada korban?

Biasanya, korban kekerasan seksual mendapatkan pendampingan hukum dan bantuan dari lembaga terkait.

Apa sanksi yang dihadapi jika terbukti bersalah?

Sanksi akan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk hukuman penjara dan denda.

Comments are not available at the moment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*

*

*

Related post
Sanksi Eks Kapolres Ngada Kasus Pelecehan

heri kontributor

20 Mar 2025

Sanksi yang akan diberikan kepada eks Kapolres Ngada atas kasus pelecehan tengah menjadi sorotan publik. Kasus ini mengguncang kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian, mengingat pelaku adalah seorang perwira tinggi yang seharusnya menjadi pelindung dan pengayom. Proses hukum pun berjalan, menunggu putusan pengadilan yang akan menentukan hukuman yang setimpal atas perbuatan tercela tersebut. Publik berharap keadilan …

Nasib Vonis Korupsi Abdul Ghani Setelah Meninggal

admin

18 Mar 2025

Bagaimana nasib vonis korupsi Abdul Ghani setelah meninggal? Pertanyaan ini menggema di tengah polemik hukum dan keadilan di Indonesia. Kasus korupsi yang menjerat Abdul Ghani, dengan kronologi rumit dan putusan pengadilan yang telah dijatuhkan, kini menghadapi babak baru setelah kematian sang terpidana. Apakah vonis tersebut lenyap begitu saja? Atau masih ada konsekuensi hukum yang harus …

Langkah Hukum Tepat Kasus Dugaan Pelecehan Kapolres Ngada

admin

16 Mar 2025

Langkah hukum yang tepat untuk kasus dugaan pelecehan seksual Kapolres Ngada – Langkah Hukum Tepat untuk kasus dugaan pelecehan seksual Kapolres Ngada menjadi sorotan publik. Kasus ini menyoroti pentingnya penegakan hukum yang adil dan transparan, terutama dalam kasus yang melibatkan figur publik. Bagaimana seharusnya proses hukum berjalan agar keadilan ditegakkan dan korban mendapatkan perlindungan maksimal? …

Manipulasi Aturan dalam Dakwaan Perintangan Penyidikan KPK?

admin

15 Mar 2025

Apakah ada upaya manipulasi aturan dalam respons dakwaan perintangan penyidikan KPK? Pertanyaan ini mencuat seiring maraknya kasus-kasus yang melibatkan lembaga antirasuah tersebut. Berbagai strategi hukum dan pembelaan kerap dipertanyakan, menimbulkan dugaan adanya celah hukum yang dimanfaatkan untuk menghindari jerat hukum. Analisis mendalam terhadap aturan, prosedur, bukti, dan strategi hukum yang digunakan menjadi krusial untuk mengungkap …

Proses Hukum Kasus Dugaan Pencucian Uang Jampidsus Febrie

heri kontributor

15 Mar 2025

Proses hukum kasus dugaan pencucian uang Jampidsus Febrie menyita perhatian publik. Kasus ini melibatkan pejabat tinggi di Kejaksaan Agung, menimbulkan pertanyaan besar tentang integritas dan transparansi penegakan hukum di Indonesia. Dugaan pencucian uang yang dilakukan mencapai angka fantastis, membuat masyarakat bertanya-tanya mengenai nasib aset yang diduga berasal dari hasil kejahatan tersebut. Sejak terungkapnya kasus ini, …

Status Hukum Febrie Adriansyah Jampidsus Setelah Pelaporan

heri kontributor

14 Mar 2025

Status hukum Febrie Adriansyah Jampidsus setelah pelaporan – Status hukum Febrie Adriansyah, Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus), setelah dilaporkan menjadi sorotan publik. Kasus ini menyita perhatian karena menyangkut posisi penting di Kejaksaan Agung dan berpotensi memengaruhi kepercayaan publik terhadap penegakan hukum. Berbagai pihak mengajukan laporan, mengungkapkan dugaan pelanggaran yang dilakukan Febrie Adriansyah. …